Posts

Showing posts from February, 2014

Maaf

Maaf, apabila aku terlalu egois, untuk memaksamu ini itu. Maaf, apabila aku terlalu mudah, untuk marah. Maaf, apabila senja kita hari ini jadi sendu, aku tak mau itu jadi melulu. Dan jangan kau menghilang, jangan Aku takut untuk merasa kehilangan Maafkan aku.

Harus Rajin Makan

Hai Arasy :3 Kamu lagi apa? Lagi duduk didepanku ya? Sambil makan bubur kacang ijo+kentan item. Hahaha, kenapa gak makan nasi coba? Kamu nih jarang makan nasi, kalo dibilangin ngeyel. Minum air putih aja jarang, padahal air putih kan penting buat kesehatan dan kelancaran pencernaan tubuh. Mbok ya ngeman-eman badan gitu, jaga kesehatan. Apalagi ini baru awal masuk perkuliahan dan pasti lagi padat-padatnya jadwal perkuliahan dan sibuk-sibuknya ngerjain tugas yang ngalahin air bah (?) Hahaha oke, ini lebay. Tapi gakpapa. Aku gak peduli, karna aku mau ngelanjutin makan bubur kacang ijokuuuu :3 daaahhh..

Halo Jedakoma

Halo Jedakoma, Aku tidak sengaja menemukan akunmu saat aku mencari-cari akun peserta #30HariMenulisSuratCinta di @PosCinta Lalu aku membuka akunmu, dan aku dengan sengaja klik tautan blogmu. Dan aku membaca posting-postingmu. Dan aku tiba-tiba kaget tak percaya, bahwa kamu satu kota denganku. Solo. Ya, aku juga dari Solo. Ah, aku lupa memperkenalkan diriku. Perkenalkan, namaku Safira, akunku @omgsapihere yang baru saja mengikuti akunmu siang tadi. Hahaha, aku tidak tahu harus menuliskan apa lagi. Tapi semoga kita bisa saling mengikuti di jejaring twitter itu ya ;) Semoga kau berkenan untuk mampir di blog milikku!

Seperti

Apa aku ini seperti mainan dimatamu? Coba jawab pertanyaan itu Dengan jujur dan tanpa dusta Jawaban dari hati Dan aku akan bersiap walau itu menyakiti Lebih baik merasakan sakit Daripada tak merasakan apapun, kan? Namun, perbuatanmu membuatku mati rasa Hatiku jadi beku dan kaku Rasaku sudah kau bakar hingga jadi abu Apa aku ini seperti pelarian dimatamu? Jawab lagi pertanyaan keduaku Dengan argumen yang kuat Karna aku tau, kau pintar untuk berargumen Lebih baik untuk merasakan sakit Daripada tak merasakan apapun, kan? Tapi, aku seperti tak berharga dimatamu Hanya kau jadikan pelarianmu Aku kerap kali bertanya padaku sendiri Sudah berapa kali pula aku luluh kepadamu? Dan jawabanku adalah Aku akan terus berada disini Setia pada waktu Dan mengingkari kenyataan

Cuaca Hari Ini Masih Murung

Sedari tadi siang, hawa masih saja dingin Tapi aku seperti merasakan kehangatan dari telefonmu pagi hari tadi. Masih saja hangat, dan setia menemaniku. Mungkin suaramu menjadi obatku, untuk menyembuhkan rasa rindu sebulan tak bertemu. Aku harap kau baik-baik saja.

Hujan

Surat cintaku hari ini, aku tujukan pada hujan, yang daritadi menjatuhkan airnya hingga detik ini. Hujan, Apa kau tidak lelah untuk selalu jatuh dan kehilangan bulir-bulir, tetes-tetes airmu kepada bumi? Apa kau tidak bosan untuk selalu menangis dan murung di awan pipimu? Apa kau tidak ingin sesaat saja menjadi warna-warni, seperti penghujung dari turunnya hujanmu? Aku tahu, kau tidak lelah, bosan, maupun ingin. Hujan, Jangan merasa kecewa apabila, banyak orang menghujatmu saat kau datang, secara keroyokan, agar bumi yang gersang ini jadi basah, dan berbau khas dirimu. Jangan merasa terhina apabila, banyak orang yang tadinya mencercamu, tiba-tiba inginkan hadirmu, karena bumi yang gersang ini menjadi sangat panas. Jangan merasa hebat apabila, banyak orang penghujat dan pengingin hadirmu, kau guyur dan kau kepung rumahnya sehingga terendam oleh air bahtera darimu. Aku tahu, kau kadang merasa kecewa hingga terhina. Lalu dengan hebatmu, kami, manusia ini kau beri ludahan dar

Surat Cintaku Hari Ini Untuk Ibuku

Hai ibuku yang cantik, Apa kabar? Aku merindukanmu. Sudah sebulan lamanya kita tak bertemu, walau untuk sekedar berbagi cerita dan pilu. Hai ibuku yang cantik dan tegar, Aku berharap, kau jauh disana, sangat baik-baik saja. Karena aku tak mau mendengarmu sakit, entah sakit dari hatimu, atau kesehatanmu. Hai ibuku yang cantik dan kuat, Apa ibu sudah makan hari ini? Aku ingin ibu tetap sehat, dan jangan telat makan ya bu. Hai ibuku yang aku cintai, Aku mencintaimu bu. Mungkin tidak terhingga sepanjang masa seperti dirimu kepadaku, dan aku yakin cintamu bagai sang surya yang menyinari dunia.

Wall-e!!

Wall-e!! Aku kangeeeen kamu! Kamu baik-baik aja kan? Kamu masih harus beliin aku yupi loooohhhh!!! :3 Ewal, Kita padahal baru kenal ya, tapi aku ngerasa nyaman aja temenan sama kamu. Kamu nyenengin. Kita ngobrol apa aja nyambung, walaupun kadang kamu nyebelin, hih! Kamu harus baik-baik aja ya, kuliah yang rajin. Nanti kapan-kapan kita ketemu lagi :) See you around next time!

Surat Cinta Kepada Ibu Pertiwi

Ibu, Aku mendengar dirimu sedang sakit. Aku sangat khawatir kepadamu, kau baik-baik saja bukan? Kadang kau menangis, kadang kau kejang hingga bumi ini bergetar. Kau getarkan lempengan mu yang terluar hingga kami yang ada di atas lempeng itu berguncang sangat kencang. Ibu, Hari ini kau menangis, kau guyur kami dengan air matamu. Awan mukamu bersedih, ada apa gerangan? Maukah kau berbagi denganku? Aku akan menjadi pendengar yang baik, telingaku masih dua, dan aku masih sabar untuk mendengar keluh kesah mu. Ibu, Jangan bersedih. Kami semua di bumi mencintaimu.

Kentjan Yuk?

Halo pak pos :) Sudah makan belum pak? Jangan lupa makan yaaa.. Jaga kesehatan pokoknya, hari-hari belakangan ini cuaca sedang sangat tidak mendukung. Pak pos, walaupun kamu bukan pak pos ku, dan kamu juga bukan following ku, tapi kamu sering muncul di timeline ku, entah ada yang sedang berbalas mention atau sekedar kirim surat. Pak pos yang baik hati, mau gak kentjan sama aku #NaikAgya? Mau ya? Ya ya ya? Aku tidak keberatan jika kamu berkata tidak, aku pemaksa dan kamu harus mau. Hahaha gakpapa ya pak, soalnya aku pengen banget kentjan sama kamu :') Semoga kamu mau ya pak, kentjan sama aku #NaikAgya :') Jangan lupa makan ya, pak pos.

8 Tahun

Halo Amanda, Aku mau nulis surat cinta buat kamu, sebagai kado buat kamu, karna kamu ranking 1 ya :)) Kamu apa kabar? Harus baik lah ya. Inget gak sih, pertama kita deket tuh taun 2007an iya gak? Berarti sekitar 7tahun yang lalu ya? Atau kapan sih? Tapi itungan Mamen kita sahabatan udah 8tahun kan. Tau deh bingung, yang penting kita sahabatan udah dari lamaaaa banget. Dan secara kebetulan juga, bapak aku sama om kamu temenan :)) Kita emang udah ditakdirkan untuk sahabatan. Aku seneng sahabatan sama kamu, kamu udah kayak emmm.. Apa ya, kakak buat aku lah :D kamu perhatian banget, kalo aku nginep dirumahmu, terus laper, aku kamu buatin makan :) aaahhhh kangen deh waktu aku inget dirumahmu. Dan aku paling sedih waktu kamu bakal ke Bali, yah walaupun buat kuliah, tapi Bali itu lebih jauh daripada Jogja. Aku bakal kangen lah sama kamu. Love you Amanda. Jangan biarkan persahabatan kita putus ya sampe tua nanti. Aku haraaaap kita bakal tua bareng. Sahabatan sampe tua!

Hak Milik

Jika waktu itu aku tidak nekat pergi ke Jogja, mana ada aku dan kamu jadi kita seperti sekarang ini? Mana ada aku mempunyai hak milik atas dirimu, dan sebaliknya? Nekat Pergi ke Jogja malam itu Suntuk pada hiruk pikuk di kota ini Membuat nyaliku dan hal nekat pada diriku keluar Dan hal itu ternyata sepadan Aku bertemu denganmu Kita berkenalan Bercanda Tawa Bercerita tentang semua hal Tanpa ada pikiran bahwa akan jadi sedekat ini Atau menjadi satu seperti sekarang Tidak ada Itu hanya pikiran spontan Aku hampir tidak sadar Bahwa aku sudah nyaman kepadamu Seperti sebuah ruangan dengan fasilitas paling komplit Yang aku idamkan Sehingga aku bisa nyaman Kasurnya terbuat dari awan Membuatku seperti tenggelam apabila tidur padanya Selimutnya seperti air pegunungan Yang membuatku sejuk apabila memakainya Lalu ada dirimu, yang melihatku Melalui bola matamu Yang terbuat dari matahari Yang membakar aku hingga habis Lalu ada bibirmu, yang tersenyum Ujungnya tertar

Halo Kamu, Lelaki

Halo kamu, Lelaki yang aku tidak pernah kenal sebelumnya Sampai juga pada ujung malam itu Langit yang hitam Tapi tak mencekam Udara yang dingin Tapi tanpa angin Halo kamu, Lelaki yang tanpa sengaja bercanda tawa denganku Pada malam hitam dan dingin tanpa angin itu Bolehkah aku tau namamu? Halo kamu, Lelaki yang menemaniku pada malam-malamku yang dingin, Dan panjang serta berat memikul tugas-tugas kuliah Canda tawa itu tak pernah dingin Namun hangat pada setiap kata Tanpa terasa ada yang menarik ujung-ujung bibirku keatas Tanda tawa bahagia Dan senyum salah tingkah Halo kamu, Lelaki yang ternyata aku nyaman dengannya Halo kamu, Lelaki yang tanpa lelah menemaniku Atau belum lelah? Aku harap tidak akan pernah lelah. Halo kamu, Lelaki yang sekarang milikku. Aku juga milikmu! Safira//Solo 16 Februari 14 1:55 AM

Hari Ini Berbeda

Hari ini berbeda, mungkin aku tidak pintar untuk menulis surat, tapi puisi tidak keberatan kan? Sore Hujan Kopi Dan cerita tentangmu Empat belas hari tak terasa Aku menunggu d stasiun berwarna keperakan itu Menunggu si emas datang Yaitu kamu Bunga-bunga di sepanjang jalan berjatuhan Seiring aku berjalan Daun-daun terlihat terpaksa merelakan bunga Dan aku masih menunggu Mondar-mandir

Selamat

14 Februari. Hari Valentine. Hari Kasih Sayang. Aku mencintaimu! Dengan debu-debu abu vulkanik di solo-jogja ini, kamu baik-baik ya disana, jaga kondisi dan kesehatan, jangan sampai telat makan. Iya, aku disolo, kamu dijogja. Buruan pulang ya kalau keadaan sudah memungkinkan. Aku sayang kamu. :)

Ini Hari Sebelum Besok

jSelamat pagi!!! Semoga harimu hari ini menyenangkan :) jangan lupa sarapan ya, terus mandi, dan kuliah. Ini tanggal 13 dan hari kamis. Artinya besok hari jumat dan tanggal 14. Dua hal yang berarti sih buat aku, hari jumat artinya kamu pulang, dan tanggal 14 artinya Valentine's Day!!! :):):) Are you as exciting as I am? Udah 2minggu kita gak ketemu, dengan alasan menuntut ilmu. Kamu tahu seberapa rasa kangenku ke kamu? Banyak!!! Hihihi Semoga semesta merestui pertemuan kita besok. Sampai jumpa.jj

500

Kertas itu bertumpuk hampir menyolok mata Melayang tanganku, ambil selembar Dengan sigap aku buat itu jadi burung-burung kertas, seperti perjanjian kita. Aku 500 Kamu 500 Kita 1000 Berharap harapan bisa terkabul

Mungkin aku terlalu Formal

Mungkin aku terlalu formal Lalu apa? Aku hanya terlalu canggung saat bersamamu dan menatapmu Aku tak ingin kau anggap terlalu santai dalam menanggapimu Malah jadi terlalu kaku.

Untuk Kell

Halo Kell. Apa kabar? Yah walaupun aku tak tau dimana keberadaan mu karena kau memang sangat misterius. Muncul dan hilang secara transparan. Mungkin gerakmu 10 langkah didepan langkahku dan orang lainnya. Tapi semenjak kepergianmu di penginapan itu, kau benar-benar hilang, tanpa kabar. Aku mencarimu kemana-mana. Tapi aku tidak tau harus memulai darimana. Kau tanpa jejak. Hanya meninggalkan bangkai mu diruang 4x8 meter ini dengan sebuah alat tato. Aku mengagumimu semenjak pertemuan pertama kita itu. Cerita-ceritamu tentang filosofi ini dan itu, perdebatan tentang hal ini dan itu. Kau memang maha tahu. Padahal, usiamu baru seperempat abad lebih dua tahun. Ingatkah, saat aku memintamu untuk menato permanen ditubuhku? Aku masih ingat penolakanmu yang sangat indah itu. Dengan alasan "Ah, kau tahu apa tentang makna daripada sebuah tato yang akan kau buat." Logat inggrismu yang sekental susu kental manis masih menggelitik ditelingaku seolah tak mau bergeming. Lalu keesokan ha

Kesepuluh

Sepuluh surat sudah aku kirim, walaupun hanya lewat blog. Semoga kamu membuka blog ku, dan membaca surat-surat didalamnya. Aku ingin bercerita kepadamu, tentang hariku hari ini. Aku terbangun saat jarum jam menunjukkan pukul 10.30. Masih berat pula mataku, seperti bergantungan beban 10 kg di tiap mata. Lalu mulutku masih menguap dan margarin digigiku masih menempel dengan malas. Kerak air mata diujung-ujung mataku pun masih bertengger dengan indahnya. Lalu mataku terpejam lagi, dan aku bermimpi. Dimimpiku yang hitam putih itu, Ada kamu Yang memberi warna Pada mimpi itu Lalu aku terbangun, terus ku mandi.

Aku Menulis Perihal Rumah Lagi

Aku pernah pulang pada suatu bangunan yang pernah aku sebut rumah. Aku tapakkan kakiku diatas pondasinya. Aku rebahkan badanku diatas matras disebuah ruangan yang aku sebut kamar. Aku memejamkan mata. Lalu fantasiku berkuda. Liar. Seakan menunjukkan jati dirinya, yang sudah lama berpura-pura menjadi putri disebuah kerajaan yang aromanya sudah membusuk. Aku lihat dia dalam fantasiku. Menggendong, mengayunkanku. Seakan dia ayunan! Lalu aku tersentak, ternyata aku terbangun. Pada sebuah ruangan kosong yang tak ada apa-apa Aku bermimpi.

Kebun

Kebun. Satu kata itu mengingatkan ku kepada sedikit hobimu pada rumah ini. Kau hobi berkebun, dan taman dirumah ini terlihat lebih hidup. Hahahaha, aku suka mencela mu, apa kegunaan dari berkebun itu. Kau balas celaan ku dengan senyum dari bibirmu. Coba lagi, indahi diriku, Pah. Marahi, tapi jangan disudahi. Aku rindu.

Siluet

Selamat sore! Aku menantikan hari ini untuk menuliskan sepucuk surat cinta ini. Aneh ya, aku selalu menantikan setiap harinya untuk menulis surat-surat cinta untuk mu dibulan penuh cinta ini. Februari. Kurang 7 hari lagi hingga Hari Valentine tiba. Apa yang kutunggu? Adakah yang spesial? Itu jadi momok ditiap malam dalam mimpi-mimpiku. Aku milikimu, kurang apalagi?! Aku sedang memandang langit biru saat menuliskan surat ini. Lalu tiba-tiba biru itu berganti sesuatu berwarna ungu kejinggaan. Kita sebut itu senja. Lalu aku melihat siluet tubuhmu membelakangi matahari. Tanpa sadar bahwa itu hanya ilusi. Aku tak tau apa mampu menuliskan kata-kata yang ada dipikiranku sekarang. Aku masih menatap siluet ilusi itu.

Jangan Lupa Makan

Haaai, selamat menerima surat ku di tanggal 6 ini. Sudah hampir seminggu rasanya. Tapi, yah.. Tetap saja kita, tak bergeming Kamu jangan lupa makan. Aku tau, kamu sering lupa makan. Aku sudah makan, kamu tidak perlu menyuruhku. Kamu sudah masuk perkuliahan di semester yang baru ini ya? Aku saja belum, masih kususun Kartu Reancana Studi ku agar rapi. Dan kau tau? Dosen-dosenku mempermainkan waktuku. Aku kesal! Akan kuceritakan lain waktu apabila kita jadi untuk bertemu. Sekali lagi, jangan lupa makan. Tubuh kurusmu tak enak dilihat.

Kamu

Hai kamu, ya kamu. Aku merindumu Aku ingin bertemu Tapi ada jarak diantara kita Jarak. Ya jarak Aku tak takut lagi pada jarak Kamu juga begitu bukan? Aku kangen!

Dunia Maya

Aku menemukan akunmu dengan tidak sengaja. Seorang yang aku ikuti di jejaring sosial bernama twitter itu saling berbalas mention dengan mu. Aku seperti ikan yang terkena jaring pada jejaring itu. Lalu dengan kemampuanku mencari-tahu, aku buka profilmu. Dan aku menemukan ada tautan di kolom website. Dengan satu klik saja, terbuka laman itu tanpa berlama-lama. Dengan satu klik saja, aku jatuh cinta. Tulisanmu bak sejuknya air sungai ditengah hutan. Yang menghapuskan hausnya dahagaku. Tulisanmu bagaikan segarnya es buah di siang hari yang panas. Yang membuat mataku berbinar seakan mengidamkannya. Pernahkah kita bertemu sebelumnya? Karena aku merasa seperti sudah lama mengenalmu. Jikalau belum.. Kapan kita akan bertemu?

Rumah

Kau pernah bertanya perihal alamatku lewat pesan singkat itu. Dan aku menuliskannya secara detil untukmu, agar kau mengerti setiap kata yang aku  maksut tanpa ada pertanyaan repetisi. Lalu aku ditengah hujan rintik itu, berdiri menunggumu datang, lalu kau tiba. Seolah ada kebahagiaan yang muncul. Yang seolah aku menunggu hal itu akan datang. Rumah. Kamu. Seperti rumah. Yang aku ingin isi setiap bagan ruangannya dengan dekorasi perpaduan ku dan mu. Kamu. Rumah. Dan aku cinta kamu!

Kita Berpadu

Hijau. Kuning. Kelabu. Hahahaha Ya, aku tahu, itu lirik sebuah lagu anak-anak yang dulu sering kita nyanyikan. Lalu kita beradu argumen kecil tentang warna-warna tersebut, memberi filosofi-filosofi layaknya kita adalah filsuf paling berpengaruh, lalu kita tenggelam diantara tawa yang terbahak-bahak itu, menunjukkan bahwa kita sedang bercanda. Kapan ya semenjak perdebatan kita yang terakhir itu? Aku sudah lupa, dan sudah, sudah, tidak usah kau pikirkan lagi. Itu sudah tak penting lagi. Kau selalu suka kelabu, dan aku kau panggil 'gadis biru' karena aku suka sekali bersedih. Kau kelabu, namun kau jarang menunjukkan kesedihan itu. Yang ada hanyalah tawa dan kecutnya bau ketiakmu yang menempel di lipatan lengan dibaju abu-abumu sehabis olahraga rutinmu. Jika aku baru 2x berlari dan sudah ngos-ngosan, kamu akan 4x lebih cepat dariku dan mengejek ku. Dan aku akan merasa sedikit gemas bin kesal dengan perlakuanmu, lalu aku berlari mengejarmu. Rasanya seperti, berlari mengejar imp

Pertemuan

Salam sejahtera, Semoga kamu bahagia selalu, dan dilimpahkan berkah dan nikmat. Ah, mungkin awal surat ini terlalu formal untukmu, tapi aku tak ingin terlihat terlalu santai didepanmu. Dan juga tak ingin terlihat terlalu serius, karena aku tahu pasti, kau pasti lama-lama akan risih apabila aku berbuat demikian. Aku ingin menanyakan kabarmu, apakah kamu baik-baik saja disana? Aku sangat berharap kamu baik-baik. Karena aku tidak mau ada hal-hal buruk yang menimpamu. Mungkin surat ini belum terlihat akrab, yaa.. Kita sama-sama tahu bahwa pertemuan pertama kita kemarin sangat mengejutkan. Sudah berapa tahun lamanya sejak pertemuan terakhir kita, yang kau sedang bersamanya. Ya, kamu sedang mengadakan jamuan makan siang bersama kekasihmu saat kita bertemu. Awalnya aku berusaha tak acuh, namun kau memanggilku, seakan ingin pamer bahwa kau sudah punya gandengan. Aku masih berbaik hati untuk menghampirimu, dan kau mulai berpura-pura bahwa dulu tak ada kita. Kau juga mengenalkannya padaku. L