Kita Berpadu

Hijau. Kuning. Kelabu.
Hahahaha
Ya, aku tahu, itu lirik sebuah lagu anak-anak yang dulu sering kita nyanyikan. Lalu kita beradu argumen kecil tentang warna-warna tersebut, memberi filosofi-filosofi layaknya kita adalah filsuf paling berpengaruh, lalu kita tenggelam diantara tawa yang terbahak-bahak itu, menunjukkan bahwa kita sedang bercanda.
Kapan ya semenjak perdebatan kita yang terakhir itu? Aku sudah lupa, dan sudah, sudah, tidak usah kau pikirkan lagi. Itu sudah tak penting lagi.

Kau selalu suka kelabu, dan aku kau panggil 'gadis biru' karena aku suka sekali bersedih. Kau kelabu, namun kau jarang menunjukkan kesedihan itu. Yang ada hanyalah tawa dan kecutnya bau ketiakmu yang menempel di lipatan lengan dibaju abu-abumu sehabis olahraga rutinmu. Jika aku baru 2x berlari dan sudah ngos-ngosan, kamu akan 4x lebih cepat dariku dan mengejek ku. Dan aku akan merasa sedikit gemas bin kesal dengan perlakuanmu, lalu aku berlari mengejarmu. Rasanya seperti, berlari mengejar impian yang aku tahu, tidak akan pernah kemana-mana. Karena dulu, kamu adalah untukku.

Aku ingat, saat aku sedang tak sadarkan diri, dan kau tetap membuat dirimu sadar. Kamu masih ada disampingku, mengusap dahiku, dan mengelus rambutku. Kau kenakan bajuku yang tanpa sadar aku lucuti dalam permainan kartu itu. Aku hanya ingat sebagian, dan aku sangat malu! Lantai yang aku pijak dulu itu dingin, dan aku tidur diatasnya. Kau langsung mengangkatku dan memelukku. Dulu kamu sayang aku, bukan?

Akupun begitu.

Comments

Popular posts from this blog

17!

Holy-Day! emm... Or Holiday?

Akulah Malam Ini