Posts

Showing posts from September, 2013

Bagaimana Rasanya

Bagaimana rasanya Bila engkau selalu ada dipuncak Bukan gunung, bukan Bukan gedung, bukan Tapi sebagai nama dipuncak rasa rinduku Rinduku padamu mencuat Membludak Atau apapun namanya Rindu membikin dadaku sesak Seakan penuh Padahal bajuku longgar Temui aku pada sebuah ruang Dimana kita bisa menuang Sebuah atau dua buah pikiran Dadaku bertambah sesak, mungkin akan meledak Katanya rindu itu menyenangkan Tapi mengapa rasa yang tak cepat tersampaikan ini jadi siksa? Safira Solo 28 Sept 2013 01.24 AM

Jenuh

Lintasan bukanlah hal utama Kalau kau bisa melenceng sedikit saja dengan membawa ideologimu Kenapa tidak? Beribu cara masih ada Dan jutaan jalan masih bisa dicari Kenapa harus melulu berada di jalur? Tidak selalu yang lurus itu benar Dan bukan berarti yang melenceng itu kesalahan Buka matamu Rubah pola pikirmu Hidup masih panjang Walau untuk sedetik yang membosankan Coba saja kau hitung Berapa kali kau menghirup udara Untuk memenuhi kantong paru-parumu Dalam sedetik Aku akan tetap hidup Walau untuk sedetik yang membosankan Dan bertambah pula detik-detik yang lainnya hingga jadi satu menit Buka matamu Rubah pola pikirmu Jangan kau selalu melulu hidup dalam klise Itu sangat membosankan Itu hidupmu Bukan hidup orang lain Kau berkewajiban diatur dan menuruti segala aturan Tapi kau juga punya hak untuk melawan Karena hidup tidak untuk ditindas Kau manusia, bukan serigala Hidupmu sosialita, kawanan bukan dirimu Kepercayaan sudah jadi dagangan Harga di

-

Jalan setapak itu, sudah runtuh dimakan waktu Aku jahat Mengira waktu bisa memakan Usia dan apapun yang ada didunia Padahal waktu tak punyai mulut untuk mengecap atau merasa Dan kerongkongan untuk menelan segala yg sudah dimakannya Tapi kenapa semua selalu habis dimakan oleh waktu? Semua perasaan itu dan memori kita Yang dulu bahagia pun habis dimakan oleh waktu dan hal-hal duniawi yang pernah kita jejak sudah hilang dan jadi kenangan Untuk apa aku memaksakan menulis sebuah cerita untukmu pabila kau sudah lupa karena memori-memori itu sudah terkikis oleh waktu yang makin hari makin cepat yang sudah menjadi tipis Dan akhirnya dilupakan.. Kau melupakan aku, pada seonggok memori rasa bersalah yang sudah pasti engkau tancap sedemikian rapi dan bagusnya hingga aku selalu dibayang rasa ragu dan bersalah Oh, aku kian jahat untuk menyalahkanmu Padahal itu sudah pasti kesalahan yang dibuat olehku kan? dalam pikirmu, tentunya Waktu masih sama masih saja