Akulah Malam Ini
Dingin angin malam yang menusuk hingga ke tulang
Gigil bibirku, rasa beku hingga tak bisa kutuk
Awan-awan kelabu melayang tak berirama
Bulan yang tak penuh juga separuh tak bergeming
Aku ini fana
Lalu siapa kita
Dalam pesan entah dari siapa
Dan doa yang saling kita rapal
Tanganku menengadah dan kau rapatkan jemarimu
Aku tak masalah karena perbedaan itu undah
Tapi apa orang lain bisa?
Aku juga apatis namun tak sebodoh bigot-bigot itu
Hatiku dingin sedingin hawa malam ini
Mataku biru tak segan berair mata
Jiwaku kelabu dan juga tak bergeming
Karena, kau tahu?
Akulah malam ini.
Jogja. 17 Juli 2014
1.51 AM
Gigil bibirku, rasa beku hingga tak bisa kutuk
Awan-awan kelabu melayang tak berirama
Bulan yang tak penuh juga separuh tak bergeming
Aku ini fana
Lalu siapa kita
Dalam pesan entah dari siapa
Dan doa yang saling kita rapal
Tanganku menengadah dan kau rapatkan jemarimu
Aku tak masalah karena perbedaan itu undah
Tapi apa orang lain bisa?
Aku juga apatis namun tak sebodoh bigot-bigot itu
Hatiku dingin sedingin hawa malam ini
Mataku biru tak segan berair mata
Jiwaku kelabu dan juga tak bergeming
Karena, kau tahu?
Akulah malam ini.
Jogja. 17 Juli 2014
1.51 AM
Kak, follow back blog-ku, dong. :)
ReplyDeletekeren puisinya, ngena
ReplyDelete